Recent Posts



1. Pendahuluan: Apa itu Rahmat Allah? 🤲

Ustadz menjelaskan bahwa rahmat (kasih sayang) Allah adalah sifat utama-Nya yang mencakup seluruh ciptaan—baik di dunia maupun akhirat. Rahmat-Nya tidak terbatas hanya pada orang beriman atau binatang, melainkan merujuk ke limpahan nikmat dan perlindungan-Nya dalam berbagai bentuk kajian.alquran-sunnah.com+14youtube.com+14youtube.com+14.


2. Landasan Al-Qur'an dan Hadits

  • Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiyā’ (21):107, “Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) sebagai rahmat bagi semesta alam.”

  • Beliau pula menekankan hadits: “Allah itu indah dan menyukai keindahan…” yang menunjukkan bahwa rahmat-Nya muncul dalam aspek yang indah dan baik .


3. Macam-Macam Wujud Rahmat Allah

Ustadz menjabarkan tiga dimensi rahmat Ilahi:

  1. Rahmat qaṭ‘ī (tegas) – seperti turunnya hujan, yang memiliki dampak langsung di dunia.

  2. Rahmat wajīhī (pemakluman) – contohnya, diberi kesehatan dan kesempatan walau banyak dosa telah diperbuat.

  3. Rahmat rūḥī dan khawāṭir – hadir dalam bentuk ketenangan batin, petunjuk hati, dan hidayah untuk memilih kebaikan .


4. Hubungan Rahmat dengan Ampunan

Ustadz Abdullah menegaskan: rahmat Allah tidak bisa dipisahkan dari sifat memaafkan (ghafur, ʿāfūw). Karena rahmat-Nya, Allah memberi orang kesempatan bertobat dan melanjutkan hidup meski setelah kesalahan besar—bukan malah langsung dihukum yufid.tv+9youtube.com+9youtube.com+9.


5. Hikmah & Aplikasi Bagi Umat

  • Tumbuhkan optimisme bahwa setiap muslim memiliki peluang besar mendapatkan rahmat Allah.

  • Bangun ikhtiar, doa, dan taubat, sebagai respons cinta kepada-Nya.

  • Sebarkan dakwah rahmah; amal terbaik adalah yang meringankan dan memberi kebaikan kepada sesama—menunjukkan rahmat yang kita terima dari Allah.


6. Kajian Akidah Wasithiyah: Konteks Keilmuan

Ceramah ini merupakan bagian dari seri pembelajaran kitab al-ʿAqidah al-Wasithiyyah karangan Ibnu Taimiyyah. Kitab ini merangkum prinsip dasar aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dirumuskan dengan dasar Al-Qur’an, as-Sunnah, dan pemahaman salafush-shalih 


✍️ Kesimpulan

  • Sifat rahmat Allah sangat luas: mencakup seluruh makhluk, bentuk, dan waktu.

  • Rahmat tercermin dalam nikmat dunia, kesempatan bertobat, hingga ketenangan hati.

  • Sebagai muslim, penting untuk menumbuhkan harapan, syukur, serta penebar kebaikan/toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Akidah Wasithiyah #07: Sifat Rahmat Allah - Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.

By Abdulloh → Saturday, June 21, 2025

  

🕌 Puasa Ayyamul Bidh Penuh Berkah 2025

puasa ayyamul bidh penuh berkah 2025
puasa ayyamul bidh penuh berkah 2025


🌙 1. Pengertian Ayyamul Bidh

Ayyamul Bidh secara harfiah berarti “hari-hari putih”.
Merujuk pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulan Hijriyah.

Disebut “putih” karena pada malam-malam tersebut, bulan berada dalam fase purnama, memancarkan cahaya terang yang membuat malamnya terlihat cerah bagaikan siang.

⏳ Kapan waktunya?
Setiap bulan Hijriyah:
🗓️ Tanggal 13 – 14 – 15

📜 2. Dasar Hukum & Keutamaan

Hadis Nabi ﷺ:

"Puasa tiga hari setiap bulan seperti puasa sepanjang tahun."
(HR. Bukhari & Muslim)

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh:

✅ Seperti puasa sepanjang tahun
✅ Konsistensi spiritual dalam ibadah
✅ Menambah amal sunnah
✅ Menyucikan hati dan jiwa
✅ Mendekatkan diri kepada Allah ﷻ

📅 3. Jadwal Ayyamul Bidh Tahun 2025

Berikut adalah jadwal perkiraan Ayyamul Bidh untuk tahun 2025. Tanggal bisa berubah sesuai penetapan awal bulan Hijriyah secara rukyatul hilal.

Bulan MasehiBulan HijriyahTanggal HijriyahEstimasi Tanggal Masehi
JanuariJumadil Akhir 144613–1513–15 Januari 2025
FebruariRajab 144613–1511–13 Februari 2025
MaretSya’ban 144613–1513–15 Maret 2025
AprilRamadhan 144613–1511–13 April 2025
MeiSyawwal 144613–1511–13 Mei 2025
JuniDzulqa’dah 144613–159–11 Juni 2025
JuliDzulhijjah 144613–159–11 Juli 2025
AgustusMuharram 144713–157–9 Agustus 2025
SeptemberSafar 144713–155–7 September 2025
OktoberRabi’ul Awwal 144713–154–6 Oktober 2025
NovemberRabi’ul Akhir 144713–152–4 November 2025
DesemberJumadil Ula 144713–152–4 Desember 2025

🧠 4. Hikmah dan Manfaat

🌿 Spiritual:

  • Meningkatkan ketakwaan

Puasa adalah ibadah yang secara langsung ditujukan untuk membentuk pribadi yang takwa, sebagaimana firman Allah:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
(QS. Al-Baqarah: 183)

Meskipun Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah, efek spiritualnya tetap besar dalam melatih kesabaran, keikhlasan, dan kepatuhan kepada Allah tanpa paksaan kewajiban. Inilah esensi takwa: mengutamakan ridha Allah dalam setiap amal.

  • Menambah pahala dan keberkahan

Puasa Ayyamul Bidh memberikan pahala seperti puasa sepanjang tahun, sebagaimana dalam hadis Nabi ﷺ:

"Puasa tiga hari setiap bulan seperti puasa sepanjang tahun."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Amal ini menjadi tabungan akhirat yang rutin dan ringan, namun bernilai besar. Keberkahan datang dari konsistensi dalam amal, bukan dari besarnya amal semata.

  • Meningkatkan kedekatan dengan Allah ﷻ

Puasa adalah ibadah yang sangat pribadi, karena tidak bisa dilihat langsung oleh manusia. Hanya Allah yang tahu niat dan kesungguhan seorang hamba. Karena itu, dalam hadis Qudsi, Allah ﷻ berfirman:

"Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."
(HR. Bukhari)

Melalui puasa, seorang hamba semakin merasa terhubung secara ruhani dengan Rabb-nya, memperkuat keikhlasan, dan memperhalus jiwanya dari hawa nafsu.

🧘 Psikologis:

  • Melatih kesabaran dan pengendalian diri

Puasa adalah madrasah kesabaran. Selama berpuasa, kita menahan lapar, haus, dan keinginan duniawi, bahkan dari hal-hal yang sebenarnya halal. Ini menjadi latihan nyata untuk mengontrol:

  • Nafsu makan

  • Emosi dan amarah

  • Perkataan dan tindakan

Dalam puasa Ayyamul Bidh, latihan ini dilakukan secara rutin setiap bulan, menjadikannya ritme pembentukan karakter

  • Membangun ketenangan batin

Puasa bukan hanya menahan, tetapi juga menjernihkan jiwa. Saat tubuh ringan dari makanan, pikiran pun menjadi lebih fokus, hati lebih tenang, dan ruhani lebih kuat.

Ayyamul Bidh yang dilakukan secara berkala membentuk jeda spiritual dari kesibukan dunia. Ia menjadi momen untuk refleksi, muhasabah, dan mendekatkan diri kepada Allah tanpa tekanan sosial.

Puasa adalah bentuk “retret batin” yang membuat jiwa lebih damai, pikiran lebih jernih, dan hati lebih bersih.

🩺 Kesehatan:

  • Menstabilkan metabolisme tubuh

Puasa memberi kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat secara teratur, sehingga metabolisme tubuh menjadi lebih seimbang. Tidak seperti pola makan berlebihan yang bisa mengganggu kerja organ, puasa justru menyeimbangkan kadar gula darah, hormon insulin, dan fungsi pencernaan.

Dengan puasa Ayyamul Bidh yang dilakukan sebulan sekali selama tiga hari, tubuh akan terbiasa mengatur pola asupan dan pengeluaran energi, membantu menstabilkan berat badan dan mengurangi kelebihan lemak.

  • Membantu proses detoksifikasi alami

Ketika tubuh berpuasa, ia mulai menggunakan cadangan energi dari lemak. Proses ini secara alami membantu tubuh mengeluarkan racun (detoksifikasi) yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan organ tubuh.

Organ seperti hati, ginjal, dan usus juga menjadi lebih optimal dalam menyaring zat-zat yang tidak dibutuhkan. Hasilnya: tubuh terasa lebih segar, ringan, dan bertenaga.

  • Mengurangi risiko penyakit kronis

Berbagai studi ilmiah menunjukkan bahwa puasa berkala (intermittent fasting), sebagaimana yang dilakukan saat Ayyamul Bidh, dapat membantu:

  • Menurunkan tekanan darah

  • Mengontrol kadar kolesterol

  • Mencegah resistensi insulin (penyebab diabetes tipe 2)

  • Mengurangi risiko obesitas dan penyakit jantung

Dengan catatan: dilakukan secara teratur, tidak berlebihan, dan tetap menjaga asupan gizi saat sahur dan berbuka.


🤝 Sosial:

  • Meningkatkan empati terhadap kaum fakir dan miskin

Puasa bukan hanya menahan lapar, tapi juga merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang setiap hari hidup dalam kekurangan. Saat perut kosong dan tenggorokan kering, kita mulai memahami betapa berharganya sepotong roti dan seteguk air.

Ayyamul Bidh yang rutin dilakukan tiap bulan menjadi latihan hati untuk:

  • Lebih peduli terhadap penderitaan orang lain

  • Menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang sering kita lupakan

  • Membuka pintu kepedulian sosial dan amal sedekah

Dengan begitu, puasa ini membentuk hati yang lembut dan tangan yang ringan memberi.

  • Mengajarkan kesederhanaan dan solidaritas

Saat berpuasa, kita belajar untuk menyederhanakan gaya hidup, menahan diri dari konsumsi berlebihan, dan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan.

Kesederhanaan ini bukan bentuk kekurangan, tapi pilihan sadar untuk hidup lebih berarti dan berbagi dengan sesama.

Di sisi lain, puasa Ayyamul Bidh juga mempererat solidaritas:

  • Bersama keluarga, teman, atau komunitas yang menjalankan ibadah yang sama

  • Merasakan kebersamaan dalam perjuangan dan harapan

  • Membangun budaya tolong-menolong dan saling menguatkan

🕋 5. Tata Cara dan Niat Puasa Ayyamul Bidh

🗯️ Niat Puasa Sunnah Ayyamul Bidh:

 Niat boleh diucapkan pada malam hari atau sebelum zawal (matahari tergelincir ke barat) selama belum makan/minum.

📎 Adab Puasa:

  • Menahan diri dari ghibah, amarah, dan maksiat

  • Memperbanyak zikir, doa, dan tilawah

  • Disunnahkan berbuka dengan kurma dan air putih

  • Membaca doa berbuka:

"Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthartu."

💡 6. Tips Istiqamah Puasa Ayyamul Bidh

🗓️ Tandai kalender setiap bulan
👨‍👩‍👧 Puasa bersama keluarga atau teman
⏰ Gunakan pengingat digital (aplikasi, alarm)
🌐 Ikut komunitas ibadah online/offline
📒 Catat pengalaman dan motivasi pribadi

🌟 7. Kisah Inspiratif

✨ Salafus shalih seperti Umar bin Khattab, Aisyah, dan para tabi’in dikenal rutin berpuasa Ayyamul Bidh.

🧕 Banyak orang modern merasakan perubahan signifikan dalam kesehatan, ketenangan hati, dan produktivitas setelah menjadikan puasa ini sebagai kebiasaan bulanan.

📣 8. Ajakan dan Dakwah

✅ Buat poster atau video pendek di media sosial
✅ Ajak keluarga dan teman dekat untuk ikut serta
✅ Sampaikan dalam ceramah, kajian, atau grup WhatsApp
✅ Tulis artikel atau blog tentang jadwal & keutamaannya

Mari hidupkan kembali sunnah Rasulullah ﷺ melalui puasa Ayyamul Bidh.
Sedikit tapi rutin, ringan namun penuh berkah. 🌙

puasa ayyamul bidh penuh berkah 2025

By Abdulloh → Friday, May 30, 2025

 

Hari Raya Idul Adha ummat muslim

Hari Raya Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen religius, tetapi juga sosial dan spiritual. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang Hari Raya Idul Adha: mulai dari pengertian, sejarah, makna, waktu pelaksanaan, amalan, hingga nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya.

Hari Raya Idul Adha ummat muslim


Apa Itu Hari Raya Idul Adha?

Idul Adha, yang juga dikenal dengan sebutan "Lebaran Haji" atau "Hari Raya Kurban", adalah hari raya umat Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah. Hari ini menjadi momen penting dalam sejarah Islam karena memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan dan kepasrahan total kepada Sang Khalik.

Namun, sebelum Nabi Ibrahim benar-benar menyembelih putranya, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba sebagai bukti diterimanya pengorbanan tersebut. Peristiwa ini kemudian menjadi dasar bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah qurban setiap tahun.

Sejarah Singkat dan Asal-Usul Idul Adha

Kisah Idul Adha bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim melalui mimpi agar ia mengorbankan anak tercintanya, Ismail. Meskipun sulit, Nabi Ibrahim dan Ismail sama-sama menerima perintah itu dengan ikhlas. Ketika Nabi Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai bentuk rahmat-Nya.

Peristiwa ini tercatat dalam Al-Qur'an, antara lain dalam Surah Ash-Shaffat ayat 102–107:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar'."
(QS. Ash-Shaffat: 102)

Peristiwa ini menjadi teladan tentang keimanan, keikhlasan, dan ketundukan kepada Allah SWT yang luar biasa. Oleh karena itu, setiap Idul Adha, umat Islam memperingatinya dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah dan kepedulian sosial.

Waktu Pelaksanaan Idul Adha

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, yaitu hari ke-10 bulan terakhir dalam kalender Islam. Perayaan ini berlangsung selama 4 hari, yakni:

  1. 10 Dzulhijjah: Hari raya utama dan pelaksanaan shalat Idul Adha serta penyembelihan kurban.

  2. 11–13 Dzulhijjah: Disebut sebagai hari tasyrik, di mana penyembelihan hewan kurban masih diperbolehkan.

Perayaan ini juga bertepatan dengan momen puncak ibadah haji di Tanah Suci Mekkah, yaitu wukuf di Arafah yang terjadi pada 9 Dzulhijjah.

Makna dan Hikmah Hari Raya Idul Adha

Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, tetapi mengandung makna mendalam tentang ketakwaan, pengorbanan, dan kemanusiaan. Berikut adalah beberapa hikmah yang dapat diambil:

1. Ketakwaan dan Kepatuhan kepada Allah SWT

Nabi Ibrahim AS menunjukkan tingkat ketakwaan yang sangat tinggi dengan bersedia melaksanakan perintah Allah meskipun itu sangat berat. Ini menjadi pelajaran bahwa seorang Muslim sejati harus siap menjalankan perintah Allah dengan ikhlas.

2. Pengorbanan dan Keikhlasan

Idul Adha mengajarkan kita arti pengorbanan. Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam diajak untuk rela mengorbankan harta, waktu, dan tenaga demi kebaikan bersama dan untuk meraih ridha Allah.

3. Kepedulian Sosial

Penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kepada yang membutuhkan adalah bentuk nyata dari solidaritas sosial. Melalui kurban, kita diajarkan untuk berbagi dan peduli terhadap saudara kita yang kurang mampu.

Amalan dan Tradisi Saat Idul Adha

Perayaan Idul Adha diisi dengan berbagai amalan dan tradisi yang memiliki nilai ibadah tinggi, antara lain:

1. Takbir, Tahmid, dan Tahlil

Malam menjelang Idul Adha, umat Islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT. Takbir ini dimulai dari malam 10 Dzulhijjah hingga akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah).

Contoh lafaz takbir:

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.

2. Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha dilakukan pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah sebelum penyembelihan hewan kurban. Shalat ini terdiri dari dua rakaat dan dilaksanakan secara berjamaah di masjid, lapangan, atau tempat terbuka.

3. Penyembelihan Hewan Kurban

Hewan kurban disembelih setelah shalat Idul Adha. Penyembelihan dapat dilakukan hingga hari tasyrik berakhir. Hewan yang dikurbankan harus memenuhi syarat tertentu dan disembelih dengan menyebut nama Allah.

4. Pembagian Daging Kurban

Daging kurban dibagi menjadi tiga bagian:

  • 1/3 untuk yang berkurban

  • 1/3 untuk kerabat atau tetangga

  • 1/3 untuk fakir miskin

Ini mencerminkan prinsip keadilan dan berbagi dalam Islam.

Syarat dan Ketentuan Hewan Kurban

Tidak semua hewan bisa dijadikan kurban. Islam memberikan ketentuan khusus mengenai jenis, usia, dan kondisi hewan kurban.

1. Jenis Hewan

  • Kambing / domba: untuk 1 orang

  • Sapi / kerbau: untuk 7 orang

  • Unta: untuk 7 orang

2. Usia Minimum

  • Domba: minimal 6 bulan

  • Kambing: minimal 1 tahun

  • Sapi / kerbau: minimal 2 tahun

  • Unta: minimal 5 tahun

3. Kondisi Hewan

  • Sehat dan tidak cacat

  • Tidak buta sebelah

  • Tidak terlalu kurus

  • Tidak pincang

4. Niat Kurban

Niat menyembelih kurban harus dilakukan karena Allah SWT, bukan untuk pamer atau kepentingan duniawi.

Hubungan Idul Adha dan Ibadah Haji

Idul Adha sangat berkaitan erat dengan ibadah haji, yang merupakan rukun Islam kelima. Puncak ibadah haji terjadi pada 9 Dzulhijjah (wukuf di Arafah), dan pada 10 Dzulhijjah jamaah haji melaksanakan berbagai ritual, termasuk:

1. Melontar Jumrah

Melontar tiga tiang (jumrah) yang melambangkan perlawanan terhadap godaan setan. Ini adalah simbol perjuangan spiritual.

2. Menyembelih Hewan Hadyu

Jamaah haji menyembelih hewan sebagai bagian dari ibadah mereka, mirip dengan kurban yang dilakukan umat Muslim di tempat lain.

3. Tahallul

Mencukur rambut kepala sebagai tanda telah menyelesaikan sebagian besar rangkaian haji.

4. Thawaf Ifadah dan Sa’i

Mengelilingi Ka’bah dan berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebagai bagian dari ritual haji.

Nilai Sosial dari Idul Adha

Perayaan Idul Adha membawa pesan sosial yang sangat kuat. Berikut beberapa di antaranya:

1. Menumbuhkan Solidaritas

Kegiatan penyembelihan dan pembagian daging kurban mempererat hubungan antarumat Islam, baik antara yang mampu maupun yang kurang mampu.

2. Mengurangi Kesenjangan Sosial

Pembagian daging kepada fakir miskin secara tidak langsung membantu mengatasi ketimpangan ekonomi dalam masyarakat.

3. Membentuk Kepekaan Sosial

Melalui ibadah kurban, umat Islam dilatih untuk peka terhadap kondisi saudara mereka yang mungkin jarang menikmati daging atau hidup dalam kekurangan.

4. Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Hari raya menjadi momen silaturahmi, saling memaafkan, dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat Muslim.

Contoh Praktik Idul Adha di Berbagai Negara

1. Indonesia

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, perayaan Idul Adha di Indonesia berlangsung meriah. Pemerintah dan ormas Islam biasanya menyelenggarakan shalat Id di lapangan besar, dan penyembelihan kurban dilakukan di masjid, sekolah, atau tempat khusus.

2. Arab Saudi

Idul Adha adalah puncak ibadah haji. Di sana, jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan di Mina sebagai bagian dari rangkaian haji.

3. Turki dan Pakistan

Pemerintah turut serta dalam mengatur distribusi daging kurban ke daerah-daerah miskin. Idul Adha juga menjadi ajang pertemuan keluarga dan komunitas.

4. Afrika

Di negara-negara seperti Nigeria dan Sudan, Idul Adha menjadi momen berbagi makanan secara besar-besaran. Beberapa lembaga kemanusiaan internasional bahkan ikut serta menyalurkan kurban.

Kesimpulan

Hari Raya Idul Adha adalah lebih dari sekadar ritual penyembelihan hewan. Ia adalah simbol ketakwaan, pengorbanan, dan solidaritas sosial. Dalam perayaan ini, umat Islam diajak untuk meneladani keteguhan iman Nabi Ibrahim dan Ismail, serta memperkuat rasa kepedulian terhadap sesama.

Idul Adha juga menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat persaudaraan, keikhlasan, dan cinta kasih dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga setiap perayaan Idul Adha menjadi sarana untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Hari Raya Idul Adha ummat muslim

By Abdulloh →